Minggu, 01 Agustus 2010

Kita Serahkan pada yang diatas

Sepasang muda mudi yang sudah kadung konak syahwatnya ketika mojok akhirnya tak tahan lagi untuk melakukan hubungan terlarang. Dengan tergesa-gesa mereka masuk kesebuah rumah kosong yang tak jauh dari lokasi mojok. Tanpa mereka sadari seorang pengintip iseng mengikuti mereka untuk mengetahui kejadian yang lebih seru. Karena tidak ada lokasi ngintip yang pas akhirnya sipengintip memanjat atap rumah kosong tersebut dan dengan perlahan membuka satu genteng rumah dan menemukan lokasi ngintip yang pas. Begitu wajahnya dipalingkannya kebawah ternyata sedang berlangsung adegan 'syur' yang sudah setengah main. Dengan nafas terengah-engah diikutinya adegan demi adegan hingga akhir babak. Sementara dibawah, pasangan muda mudi yang sudah bermandikan keringat itu tergeletak lemas. Tak lama berselang selesainya adegan mesum si wanita menangis menyesali hilangnya kesucian yang selama ini dijaganya. Melihat si wanita menangis tak henti-henti, sang Arjuna membujuk dengan lembut.
Arjuna     : "Sudahlah dik... Jangan menangis terus. Tak perlu disesali lagi apa yang sudah kita perbuat..."
Si wanita : "Tapi aku takut hamil, bang......"
Arjuna     : "Sudahlah dik... Kalau memang adik hamil nantinya kita serahkan saja sama yang diatas..." (Maksudnya diserahkan saja pada Tuhan)
Belum si wanita menjawab terdengar protes dari atas.
Pengintip : "Kalamak dek ang se... Waang nan lamak manganai... Hamilnyo ang serahkan ka den.... "
Dengan kesal si pengintip melompat dari genteng rumah dan berlalu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar